SELAMAT DATANG MASA DEPAN

SELAMAT DATANG MASA DEPAN
Guru adalah segala dibalik cita-cita mereka... Tiada satu keinginan kecuali pengabdian mewujudkan cita-cita gemilang membangun masa depan. Di antara aku dan mereka ada mimpi-mimpi kita yang patut diperjuangkan untuk menjadi sebuah kenyataan. Senyum Senyum Senyum dan Senyum .... Karena dengan cita-citalah kita menjadi lebih hidup :)

Sabtu, 24 Agustus 2013

HUBUNGAN ANTARKETERAMPILAN BERBAHASA



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
  Komunikasi sudah merupakan suatu rutinitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Perlunya menjalin komunikasi salah satunya adalah untuk memperoleh informasi. Di mana sarana utama dalam komunikasi tersebut adalah bahasa. Dalam berkomunikasi, sering tidak kita sadari bahwa kita telah menerapkan beberapa dari keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa dalam komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi, secara umum orang lebih menekankan perhatian pada keterampilan berbicara. Mereka berusaha untuk memperbaiki diri agar mampu berbicara dengan lebih baik, baik dalam konteks berbicara antarpribadi,dalam kelompok kecil, maupun di hadapan massa. Dengan demikian, orang yang terampil berbicara bisa saja kurang terampil dalam menyimak.
Menyimak secara efektif merupakan aktivitas yang aktif dari pikiran seseorang, bukan hanya aktivitas yang pasif, yakni mendengarkan suara. Di samping itu, menyimak yang efektif tidak hanya menggunakan indera pendengaran saja, tetapi juga pikiran. Keterampilan berbahasa perlu ditingkatkan untuk memperlancar sistem komunikasi yang ada agar tidak terjadi kesalah pahaman. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis mencoba menjelaska apa itu keterampilan bahasa dan hubungan-hubungan antarketerampilan berbahasa serta hakikat menyimak.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah keterampilan bahasa itu?
2. Bagaimanakah hubungan antarketerampilan berbahasa itu?
3. Apakah hakikat menyimak itu? 


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Bahasa
            Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa dalam komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Keterampilan bahasa berdasarkan ragamnya meliputi lisan dan tulis sedangkan berdasarkan sifatnya meliputi reseptif dan produktif. Ragam lisan mencakup keterampilan menyimak dan berbicara, sedangkan ragam tulis meliputi keterampilan membaca dan menulis. Dilihat dari sifatnya, maka yang termasuk dalam kelompok reseptif yaitu menyimak dan membaca. Sedangkan, yang termasuk dalam kelompok produktif adalah berbicara dan menulis. Apabila ditunjukkan menggunakan tabel, adalah sebagai berikut
KETERAMPILAN BERBAHASA (RAGAM)
SIFAT

LISAN
TULIS
MENYIMAK
MEMBACA
RESEPTIF
BERBICARA
MENULIS
PRODUKTIF







B. Hubungan Antarketerampilan Berbahasa
2
 
            Empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak dan berbicara (lisan) serta membaca dan menulis (tulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan mendukung keterampilan bahasa yang lainnya.
Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat (reseptif atau produktif). Hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung.



1.    Hubungan Antarragam
            Hubungan anatraragam meliputi hubungan menyimak dengan berbicara dan hubungan membaca dengan menulis.
a.      Hubungan Menyimak dengan Berbicara
            Dalam kegiatan berbahasa lisan secara tatap muka, penyimak dan pembicara dapat bertukar atau berganti peran. Penyimak bertukar peran menjadi pembicara dan sebaliknya, pembicara menjadi penyimak. Pergantian peran ini biasanya terjadi pada kegiatan tanya jawab, saling memberi masukan atau interaktif.
            Pengetahuan yang diperoleh dari seseorang melalui menyimak dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya berbicara. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi pembicara yang baik, orang harus memiliki keterampilan menyimak yang baik.
b.      Hubungan Membaca dengan Menulis
            Dalam keterampilan berbahasa tulis, keterampilan membaca dan menulis juga dapat berganti peran. Contohnya ketika Anda menerima surat, Anda membacanya. Anda menjadi pembaca. Ketika Anda menulis surat balasan maka Anda menjadi penulis.
            Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan menulis. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi penulis yang baik, orang harus memiliki keterampilan membaca yang baik.
2.    Hubungan Antarsifat
                        Hubungan antarsifat mencakup hubungan menyimak dengan membaca dan hubungan berbicara dengan menulis.
a.      Hubungan Menyimak dengan Membaca (Reseptif)
            Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui kegiatan menyimak akan menjadi skemata yang akan membantunya ketika memahami isi bacaan, demikian pula sebaliknya; pengetahuan yang diperoleh dari bacaan atau hasil membaca akan menjadi skemata yang akan membantu dalam memahami isi simakan. Artinya, kedua keterampilan berbahasa reseptif ini selalu saling mendukung. Dapat disimpulkan bahwa, seseorang yang terampil membaca juga terampil menyimak atau sebaliknya.
b.      Hubungan Berbicara dengan Menulis (Produktif)
            Antarketerampilan berbahasa produktif juga memiliki hubungan yang erat. Misalnya seorang penyaji seminar selain pintar berbicara ketika mempresentasikan makalahnya, Ia juga memiliki kepandaian dalam menulis bahan seminar.
C. Hakikat Menyimak
                  Menurut Puji Santoso, dkk (2007: 631) hakikat menyimak adalah sebagai sarana, sebagai suatu keterampilan, sebagai seni, sebagai suatu proses, sebagai suatu respons atau sebagai suatu pengalaman kreatif.
                  Sedangkan, Menurut H. G. Tarigan mengartikan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
            Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hakikat menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
1.      Tujuan  Menyimak
Menurut H.G Tarigan menyimak mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Menyimak untuk belajar
2.      Menyimak untuk  Menikmati keindahan audial
3.      Menyimak untuk  Mengevaluasi
4.      Menyimak untuk  Mengapresiasi materi simakan
5.      Menyimak untuk  Mengkomunikasikan ide-ide
6.      Menyimak untuk  Membedakan bunyi-bunyi
7.      Menyimak untuk  Memecahkan masalah
8.      Menyimak untuk  Meyakinkan
Sedangkan menurut  Bunga Ayesha menyimak bertujuan untuk:
1.      Mendapatkan Fakta
2.      Mengevaluasi Fakta
3.      Menganalisis Fakta
4.      Mendapatkan Inspirasi
5.      Menghibur Diri
6.      Meningkatkan Kemampuan Berbicara
2. Manfaat dan Peran Menyimak 
Menyimak memiliki beberapa manfaat dan peranan. Manfaat dari menyimak diantaranya adalah sebagai berikut.
1.   Memperlancar komunikasi
2.  Informasi untuk menambah wawasan,Pengetahuan, dan pengalaman tentang kehidupan.
3.   Sebagai dasar belajar bahasa
Selain memiliki manfaat, menyimak juga memiliki banyak peranan, diantaranya:
1.      Landasan belajar berbahasa
2.      Penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis
3.      Pelancar komunikasi lisan
4.      Penambah informasi
3.      Perbedaan Menyimak dengan Mendengar
Menyimak berbeda dengan mendengar dan mendengarkan, perbedaanya adalah sebagai berikut :
·         Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta komunikasi yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
·         Mendengar adalah aktivitas fisik dimana seseorang menerima suara melalui indera pendengaran.
·         Mendengarkan adalah Mendengarkan adalah sebuah tindakan menyengajakan diri untuk mendengar. Akhiran “kan” pada kata tersebut memberikan arti yang sungguh berbeda.
Dengan demikian jelas sudah bahwa menyimak memiliki arti yang lebih kompleks daripada hanya mendengar karena menyimak terrdapat proses mendengar, memahami, mengapresiasi, dan menginterpretasi bunyi yang diterimanya dan bukan sekedar bunyi yang masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.
Berikut ini adalah tabel perbedaan antara menyimak, mendengar, dan mendengarkan:
No
Kegiatan
Kesengajaan
Tujuan
Pemahaman
1
Mendengar
Tidak Sengaja
Tidak Memiliki Tujuan
Tidak Sampai Pada Pemahaman
2
Mendengarkan
Disengaja
Memiliki Tujuan
Berusaha Sampai Pada Pemahaman
3
Menyimak
Disengaja
Memiliki Tujuan
Sampai Pada Pemahaman

4.  Tahap-Tahap dalam Proses Menyimak
a.  Mendengarkan (hearing)
Mendengarkan dalam arti hearing didefinisikan sebagai aktivitas fisik dimana seseorang menerima suara melalui indera pendengaran. Oleh karena itu, seseorang perlu mendengar (hearing) agar dapat menyimak (listening).
b.  Memperhatikan (attention)
Perasaan seseorang secara terus menerus dibombardir dengan berbagai stimuli/rangsangan yang berasal dari luar. Contohnya, pada saaat seseoranng berada di Mall,maka lingkungan akan
Memberikan stimuli, seperti musik dari setiap counter atau toko,tayangan interaktif sebagai penarik konsumen, suara orang menawarkan atau memengaruhi konsumen, lampu yang berpijar, balon-balon promosi, dan barang-barang lain untuk menarik konsumen. Suatu rangsangan yang kuat biasanya mendapat perhatian dengan segera.
c. Memahami (understanding)
Kedua tahap di atas, yakni mendengar (hearing) dan perhatian belum sampai pada memberikan makna terhadap pesan yang di sampaikan. Pada tahap selanjutnya,yakni tahap memahami, pesan yang dikirim dalam simbol-simbol yang dilihat atau di dengar akan diberi makna.
Pengertian simbol bukan hanya menyakup kata-kata yang dikirim, tetapi juga termasuk suara-suara yang dihasilkan dari tepukan tangan,bunyi peluit,dan bunyi sirine.
d.  Mengingat (remembering)
Pesan yang telah diterima dan diinterprestasikan kemudian diletakkan dalam ingatan. Setelah masuk ke dalam ingatan, pesan tersebut akan dihubungkan dengan pesan yang sudah mengendap dalam ingatan sehingga membentuk suatu rangkaian ingatan baru. Jika dibutuhkan, pesan akan dikeluarkan lagi dari ingatan.
e.  Mengevaluasi (evaluating)
Pada tahap evaluasi, pesan yang di sampaikan akan di ukur bukti-buktinya,akan dibedakan mana fakta dan mana yang opini, dan menentukan apakah pesan itu mengandung bisa atau tidak. Pada tahap ini pula listener dimungkinkan untuk membuat pertimbangan-pertimbangan berkaitan dengan pesan yang disampaikan.
f.  Menanggapi (responding)
Tahap keenam merupkan tahap akhir dalam proses menyimak, yaitu menanggapi pembicaraan atau pesan yang disampaikan dengan memberikan umpan balik (feedback). Meskipun pesan yang dikirim sama, tetapi umpan balik antara listener satu dengan yang lain bisa berbeda.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa dalam komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Keterampilan bahasa berdasarkan ragamnya meliputi lisan dan tulis sedangkan berdasarkan sifatnya meliputi reseptif dan produktif. Ragam lisan mencakup keterampilan menyimak dan berbicara, sedangkan ragam tulis meliputi keterampilan membaca dan menulis. Dilihat dari sifatnya, maka yang termasuk dalam kelompok reseptif yaitu menyimak dan membaca. Sedangkan, yang termasuk dalam kelompok produktif adalah berbicara dan menulis.
            Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat (reseptif atau produktif). Hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung.
            Hakikat menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. Dalam menyimak terdapat tahapan atau proses Tahap mendengar (hearing), Tahap memahami (understanding), Tahap menginterpretasi (interpreting),  Tahap mengevaluasi (evaluating), dan Tahap menanggapi (responding).
B. Saran
            Bagi pembaca hendaknya lebih meningkatkan lagi dalam keterampilan berbahasa yang lain, karena hal itu merupakan modal utama untuk dapat menjalin komunikasi dengan lancar. Seperti halnya kegiatan menyimak yang memerlukan adanya kedisiplinan, konsentrasi, partisipasi aktif, pemahaman dan penilaian. Dengan begitu, miss comunication dapat diminimalis. 

1 komentar:

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini
"Guru Juga Punya Cita-Cita"
Tiada harapan tanpa cita-cita, Tiada semangat tanpa terus berkarya ...