Musik Sebagai Terapi dalam Dunia Medis
Latar Belakang
Musik merupakan aspek penting dalam
kehidupan manusia. Apabila kita sadari, tubuh
kita sebenarnya berpotensi untuk menghasilkan bunyi. Proses biologis yang
terjadi pada organ-organ tubuh misalnya lambung atau jantung dapat menghasilkan
berbagai macam suara. Sehingga dokter pun seringkali menggunakan stetoskopnya
untuk mendeteksi suara-suara yang ada pada organ tersebut. Tanpa alat bantu
kita tidak dapat mendengarkan suara-suara tadi, karena suara-suara yang tidak begitu
beraturan tersebut diredam oleh tulang-tulang rawan pada telinga bagian dalam.
Sebenarnya hidup manusia itu sangat dekat dengan musik. Siapa sih yang belum pernah atau pun tak suka
dengan apapun yang berhubungan dengan musik? Pastinya, setiap orang pernah
bernyanyi, mendengarkan musik maupun memainkan alat musik. Ya, musik
adalah instrumen yang efektif untuk
meningkatkan suasana hati. Mendengarkan musik adalah aktivitas yang
menyenangkan, apalagi bila musik yang kita dengarkan sesuai dengan suasana hati
kita. Musik yang kita dengar akan merangsang
sistem saraf yang akan menghasilkan suatu perasaan. Perangsangan sistem saraf
ini memiliki arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ikut berperan
dalam proses fisiologis. Dalam ilmu kedokteran jiwa, apabila emosi tidak
harmonis, maka akan mengganggu sistem yang lain dalam tubuh kita, misalnya sistem
pernapasan, sistem kekebalan tubuh, sistem kardiovaskuler, sistem metabolisme,
sistem motorik, sistem syaraf dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut dapat
bereaksi positif apabila kita dapat mendengarkan musik yang tepat.
Pada dasarnya hampir semua jenis
musik dapat digunakan untuk terapi musik. Namun kita harus tahu pengaruh setiap
jenis musik terhadap pikiran. Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre atau
warna nada, bentuk dan gaya musik akan memberi pengaruh berbeda kepada pikiran
dan tubuh kita. Dalam terapi musik, komposisi musik disesuaikan dengan masalah
atau tujuan yang ingin kita capai. Karena, reaksi orang ketika mendengarkan
musik umumnya berbeda-beda. Akan tetapi, apapun pilihan musiknya, hal ini tetap
dapat mempengaruhi kinerja otak dan suasana hati kita. Musik akan merangsang
sistem dalam tubuh kita secara otomatis, meskipun orang tersebut tidak menyimak
atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Sehingga, tanpa kita sadari, kita
seringkali menjadi hafal syair lagu maupun irama musik yang kita dengar secara
berulang. Jika sistem ini seringkali dirangsang maka tanpa disengaja secara tak
langsung memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan matematika, analisis,
logika, inteligensi dan kemampuan memilah, adanya perasaan bahagia dan
timbulnya keseimbangan sosial dapat meningkat. Selain, musik dipandang dapat
bermanfaat untuk menyeimbangkan otak, musik juga dinilai begitu berperan dalam
dunia medis.
Pembahasan
Dalam perkembangannya, musik sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki tiga bagian penting yaitu beat,
ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan
harmony mempengaruhi roh. Riset tahun 2011 dari lembaga sosial kesehatan mental
menunjukkan bahwa hampir sepertiga orang mendengarkan musik untuk memberikan
semangat yang dapat memberikan dorongan ketika sedang bekerja dan satu dari
empat orang tersebut mengaku bahwa mereka mendengarkan musik saat perjalanan ke
tempat kerja untuk membantu mengatasi stress (http://wahidsahidu.blogspot.com/2012/03/6-manfaat-musik-untuk-kesehatan-tubuh.html). Hal ini salah satu contoh bahwa musik dapat
berfungsi untuk membantu mengurangi rasa stress pada diri seseorang. Sedangkan
penelitian pada tahun 2011 di Kanada, yang diterbitkan oleh jurnal Nature
Neuroscience menunjukkan bahwa mendengar musik favorit kita, dapat membantu
mencairkan suasana hati yang buruk (http://adajendeladunia.blogspot.com/2012/01/manfaat-mendengarkan-musik-bagi.html). Pada kondisi ini, musik bermanfaat untuk
meningkatkan suasana hati atau yang seringkali disebut mood. Sebenarnya, ada banyak manfaat yang dihasilkan dari terapi
musik. Akan tetapi, jika disebutkan satu per satu, tentunya akan membutuhkan
waktu yang cukup lama.
Beberapa manfaat musik dalam dunia
kesehatan antara lain yaitu musik dapat meningkatkan daya ingat atau mencegah
kepikunan. Hal ini dapat terjadi karena bagian otak yang memproses musik
terletak berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak
dengan terapi musik, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas
dasar inilah terapi musik banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika
dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat
rehabilitasi, terapi musik banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan
dan hilang ingatan (amnesia).
Musik bekerja pada sistem saraf
otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan
darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang mengontrol perasaan dan emosi.
Menurut penelitian, kedua sistem tersebut sangat bereaksi sensitif terhadap
musik. Ketika kita merasa sakit, ketika kita takut, putus asa dan marah yang dapat
membuat otot-otot tubuh kita menjadi tegang, akibatnya akan membuat rasa sakit tersebut
menjadi semakin parah. Namun, dengan mendengarkan musik secara teratur, tubuh
kita akan menjadi lebih relaks secara fisik dan mental, sehingga dapat membantu
menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Pada proses persalinan, terapi musik juga
dapat berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa sakit bagi seorang ibu
yang akan melahirkan. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu
penyakit, terapi musik terbukti dapat membantu mengatasi rasa sakit yang
dialami oleh pasien. Selain
itu, musik ternyata juga dapat memberikan dampak besar positif untuk membantu
pengobatan penyakit jangka panjang, seperti penyakit jantung, kanker dan
kondisi pernapasan. Banyak percobaan telah menunjukkan bahwa musik dapat
membantu menurunkan detak jantung, tekanan darah dan membantu meredakan rasa
sakit, kecemasan serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Musik
secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung dan pernafasan
dapat melambat atau cepat secara otomatis, tergantung alunan musik yang
didengar. Bahkan orang yang baik dan orang tidak sadar pun tetap dapat terpengaruh
oleh alunan musik tersebut. Terapi musik dapat memberikan efek pada pasien yang
sedang dalam keadaan koma. Musik yang diperdengarkan pada pasien koma menunjukkan
perubahan pada denyut jantung dan
tekanan darah yang bisa diturunkan, akan tetapi ketika musik dimatikan, maka
denyut jantung dan tekanan darah kembali naik. Fakta ini juga bermanfaat untuk
penderita hipertensi karena musik bisa mengontrol tekanan darah. Tekanan
darah ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya; jantung, denyut jantung,
volume darah, sistem saraf, sistem hormon, sistem metabolik, pikiran atau
stress. Mereka yang menderita hipertensi dengan tekanan darah yang tak
terkontrol, berusaha mengatasinya dengan melakukan pemberian obat-obatan, olah
raga, diet rendah garam, olah raga secara teratur, ternyata masih belum mampu
mengontrol tekanan darah. Terapi musik yang saat ini mulai dikembangkan kembali
adalah hasil survey yang menunjukkan bahwa terapi musik dapat menurunkan
tekanan darah. Rangsangan musik ternyata mampu mengaktivasi sistem yang
berhubungan dengan emosi. Saat sistem teraktivasi, otak akan menjadi rileks. Alunan
musik juga dapat menstimulasi tubuh untuk memproduksi molekul nitric oxide (NO). Molekul ini bekerja pada
pembuluh darah yang dapat mengurangi tekanan darah. Rangsangan musik tampak mengaktivasi jalur-jalur spesifik di dalam
beberapa area otak, seperti sistem yang ada pada otak yang berhubungan dengan
perilaku emosional. Dengan mendengarkan musik inilah sistem tersebut dapat
teraktivasi dan individu tersebut pun menjadi rileks. Saat keadaan rileks
inilah tekanan darah menurun. Selain itu alunan musik dapat menstimulasi tubuh
untuk memproduksi molekul yang disebut nitric oxide (NO). Molekul
ini bekerja pada pembuluh darah sehingga dapat mengurangi tekanan darah.
Sehingga cukup jelas bahwa pada
penderita hipertensi tidak hanya cukup mengandalkan obat dokter maupun diet
saja, tetapi tidak ada salahnya jika memberi kesempatan tubuh kita untuk rileks
dengan mendengarkan lagu-lagu klasik maupun lagu-lagu favorit kita. Berbicara
tentang musik klasik, pikiran kita langsung terarah mengenai efek Mozart. Efek Mozart
berawal dari melodi yang ada dalam musik Mozart dimana melodi tersebut sesuai
dengan model pergerakan otak manusia. Musik dari Mozart selain tidak surut
selama kurun waktu yang lama, justru musik ini dinilai telah melampaui wilayah untuk
dinikmati secara murni dan memiliki efek penyembuhan beraneka ragam. Dari
penyakit pikun ke penyakit Epilepsi, dari meningkatkan IQ ke peningkatan
produksi susu sapi, banyak laporan penelitian ilmu kedokteran menyinggung musik dari Mozart yang paling
memiliki efek penyembuhan. Menurut Felix dalam Eric Jensen (2008: 383)
kebijaksanaan adalah sesuatu yang penting ketika kita menginterpretasikan dan
mengaplikasikan hasil penelitiannya. Dikemukakan bahwa mendengarkan musik
Mozart sebelum ujian adalah penting akan tetapi mendengarkannnya ketika ujian
berlangsung kemungkinann justru kan membuat persaingan kinerja syaraf di otak
dengan pola-pola penyalaan neural otak. Oleh sebab itu diperlukan saat yang tepat untuk mendengarkan
musik.
Pada
saat kita mendengarkan musik sambil berolahraga hendaknya kita membiarkan musik
itu mengalun dan memberikan efek emosi yang positif pada otak kita. Sebaiknya,
kita memilih lagu yang sesuai dengan tempo olahraga yang kita lakukan.
Mendengarkan musik sambil berolahraga akan memberikan efek kenyamanan
tersendiri pada tubuh, yang memungkinkan kita dapat berolahraga lebih lama,
karena, sistem yang ada dalam tubuh kita bekerja mengikuti alunan musik yang
kita dengarkan. Semakin kita pandai memilih musik yang sesuai dengan kondisi
jiwa maupun suasana hati kita, semakin sistem dalam tubuh akan memberikan
kenyamanan pada tubuh kita. Sehingga, kita akan merasakan tenang, rasa stress
yang ada dalam pikiran kita semakin berkurang. Sistem dalam tubuh kita akan
bekerja secara relaksasi, tanpa harus bekerja berlebihan. Musik sebenarnya juga
dapat berperan memperbaiki jaringan syaraf pada otak. Menurut peneliti Frances
Rauscher dalam Eric Jensen (2008: 382) berpendapat bahwa pola-pola penyalaan
neural pada dasarnya adalah sama pada apresiasi musik dan berpikir abstrak.
Meskipun musik memiliki banyak
manfaat dalam bidang kesehatan. Namun, tidak selamanya semua yang berlebihan
itu akan menghasilkan sesuatu yang baik. Tentu saja masih ada kekurangan pada
beberapa bagian-bagiannya. Manfaat terapi musik
sangat besar, tetapi terapi musik tidak dimaksudkan untuk menggantikan
pengobatan-pengobatan medis yang sudah ada. Terapi musik hanya digunakan
sebagai terapi pengobatan pelengkap yang berpotensi mempercepat proses
penyembuhan suatu penyakit. Artinya musik di sini hanya berperan sebagai fungsi
pendukung bukan sebagai fungsi utama dalam terapi medis.
Kesimpulan
Musik merupakan suatu instrumen yang
dapat meningkatkan suasana hati karena alunan nada yang dihasilkannya. Musik
yang kita dengar akan merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan suatu
perasaan. Perangsangan sistem saraf ini memiliki arti penting bagi pengobatan,
karena sistem saraf ikut berperan dalam proses fisiologis. Pada dasarnya hampir
semua jenis musik dapat digunakan untuk terapi musik. Namun kita harus tahu
pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran. Setiap nada, melodi, ritme,
harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan memberi pengaruh berbeda kepada
pikiran dan tubuh kita. Dalam terapi musik, komposisi musik disesuaikan dengan
masalah atau tujuan yang ingin kita capai. Karena, reaksi orang ketika
mendengarkan musik umumnya berbeda-beda. Akan tetapi, apapun pilihan musiknya,
hal itu tetap dapat mempengaruhi kinerja otak dan suasana hati kita. Musik
bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung
jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang mengontrol
perasaan dan emosi. Musik dapat bermanfaat untuk penderita hipertensi karena
musik bisa mengontrol tekanan darah. Tekanan darah ditentukan oleh banyak
faktor, diantaranya; jantung, denyut jantung, volume darah, sistem saraf,
sistem hormon, sistem metabolik, pikiran atau stress.
Mendengarkan musik sambil berolahraga
akan memberikan efek kenyamanan tersendiri pada tubuh, sehingga memungkinkan kita
dapat berolahraga lebih lama, karena, sistem yang ada pada tubuh kita bekerja
mengikuti alunan musik yang kita dengarkan. Semakin kita pandai memilih musik
yang sesuai dengan kondisi jiwa maupun suasana hati kita, semakin sistem dalam
tubuh akan memberikan kenyamanannya pada tubuh kita. Sehingga, kita akan merasa
tenang, rasa stress yang ada pada pikiran kita menjadi semakin berkurang. Misalnya bagi penderita hipertensi tidak hanya cukup
mengandalkan obat dokter maupun diet saja, tidak ada salahnya apabila memberi
kesempatan pada tubuh kita untuk rileks dengan mendengarkan lagu-lagu
klasik maupun lagu-lagu favorit kita. ketika berolahraga hendaknya kita
membiarkan musik itu mengalun dan memberikan efek emosi yang positif pada otak
kita. Sebaiknya, kita memilih lagu yang sesuai dengan tempo olahraga
yang kita lakukan. Musik secara langsung bisa
mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung dan pernafasan bisa melambat atau
cepat secara otomatis, tergantung alunan musik yang didengar. Meskipun
musik memiliki banyak manfaat dalam bidang kesehatan. Namun, musik di sini
hanya berperan sebagai terapi pengobatan yang membantu melengkapi
pengobatan-pengobatan medis yang telah ada sebelumnya. Artinya musik di sini hanya berperan sebagai fungsi pendukung bukan
sebagai fungsi utama dalam terapi medis. Terapi musik tidak dimaksudkan untuk
menggantikan pengobatan-pengobatan medis yang sudah ada. Terapi pengobatan
menggunakan musik ini hanya sebagai alternatif saja, bukan berperan sebagai
pengobatan yang utama dan sempurna di mana-mana. Terapi menggunakan musik tetap
membutuhkan, faktor pengobatan pendukung yang lain. Kesan saya terhadap manfaat
musik sebagai terapi dalam dunia medis yaitu tak menyangka jika musik yang
hanya berupa alunan nada dapat bermanfaat dalam membantu meyembuhkan beberapa
penyakit. Oleh karena itu, diharapkan kepada pakar kesehatan untuk bisa lebih
memberikan konstribusi lagi dalam mengembangkan penggunaan musik dalam dunia
medis untuk menyembuhkan penyakit lainnya.
Daftar
Acuan
Brain-Based Learning, buku
karya Eric Jensen, 2008.
“Manfaat Mendengarkan
Musik Bagi Kesehatan”, artikel dalam
“Manfaat Musik untuk Kesehatan”, artikel
dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini
"Guru Juga Punya Cita-Cita"
Tiada harapan tanpa cita-cita, Tiada semangat tanpa terus berkarya ...