PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF MENYENANGKAN
A. Hakikat PAIKEM
Istilah PAIKEM berawal dari kata
PAKEM yang merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Menurut Depdiknas (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa PAKEM
adalah proses pembelajaran yang dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan
kreativitas sehingga efektif namun menyenangkan. Pembelajaran dilakukan dengan
mengembangkan potensi-potensi kreativitas yang dimiliki siswa secara optimal.
Oleh karena itu, PAKEM kemudian dikembangkan menjadi PAIKEM. PAIKEM tersebut
merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Dari makna kata-kata yang terkandung di dalamnya dapat dipaparkan
sebagai berikut:
- Pembelajaran
Menurut
Alwi (dalam Ali Karta, 2012) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses,
cara dan perbuatan yang menjadikan seseorang belajar. Belajar merupakan proses
membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Proses ini
dapat dilakukan secara individu maupun bersama-sama dengan orang lain. Di sini
guru berperan sebagai fasilitator yang mempermudah siswa dalam belajar.
- Aktif
|
- Inovatif
Menurut
Hamzah dan Nurdin Mohamad (2011: 11) menyebutkan bahwa maksud inovatif di sini
adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, bukan saja
oleh guru sebagai fasilitator belajar, tetapi juga siswa yang sedang belajar. Pembelajaran
yang inovatif diwarnai dengan adanya aktivitas, sumber belajar, media belajar
dan sebagainya yang selalu memperkenalkan, memberikan, memanfaatkan dan
menemukan hal-hal baru. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang
mendorong aktivitas belajar.
- Kreatif
Menurut
Alwi (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa kreatif artinya memiliki daya
cipta (memiliki kemampuan untuk menciptakan), bersifat mengandung daya cipta.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga dapat memenuhi sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pembelajaran
yang kreatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran ini juga merupakan
strategi yang mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang
dipelajari. Pembelajaran yang kreatif sangat penting untuk pembentukan generasi
muda yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya
dan orang lain.
- Efektif
Menurut
Alwi (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa efektif artinya ada efeknya
(akibatnya, pengaruh, kesannya), mujarab, manjur, dapat membawa hasil, berhasil
guna. Sedangkan, Pembelajaran yang efektif artinya pembelajaran yang mampu
mencapai kompetensi dasar secara optimal dengan proses yang mudah. Dengan
strategi ini akan terjadi proses pembelajaran yang kondusif karena guru ketika
memberikan pembelajaran telah terbekali dengan karakteristik siswayang menjadi
dasar penetapan metode dan penggunaan media pembelajaran.
- Menyenangkan
Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012)
menyenangkan artinya menjadikan senang, membuat bersuka hati, membangkitkan
rasa senang hati, memuaskan, merasa senang, menyukai. Pembelajaran yang
menyenangkan berarti pembelajaran yang diciptakan dengan suasana nyaman,
meriah, gembira, riang yang membuat siswa merasa nyaman belajar, tidak merasa
tertekan, tidak menakutkan dan tidak terpaksa. Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih
terfokus pada kegiatan belajar-mengajar di kelasnya, sehingga curah
perhatiannya lebih tinggi sehingga dapat membantu peserta didik meningkatkan
hasil belajarnya.
Kesenangan belajar bukan hanya karena lingkungan belajar
yang menggairahkan, tetapi juga karena terpenuhinya hasrat ingin tahu (need achievement) peserta didik.
Pembelajaran yang menyenangkan memerlukan dukungan pengelolaan kelas serta
penggunaan media pembelajaran, alat bantu dan/sumber belajar yang tepat.
Pembelajaran yang menyenangkan juga dapat tercipta karena proses pembelajaran
disesuaikan dengan karkteristik murid.
Pembelajaran berbasis PAIKEM
diyakini dapat membantu siswa tidak hanya mampu menyerap pengetahuan tetapi
juga mampu menggunakan pengetahuannya dalam memecahkan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran PAIKEM membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses diamanatkan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran harus
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian yang sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Sehingga secara yuridis, pembelajaran berbasis PAIKEM sudah menjadi
suatu keharusan yang dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah.
B. Strategi PAIKEM
PAIKEM sesuai dengan singkatannya,
merupakan pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman
dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini, memiliki
empat karakteristik yaitu:
- Mengalami
Mengalami (pengalaman belajar)
antara lain: melakukan pengamatan, melakuka percobaan, melakukan penyelidikan,
melakukan wawancara, siswa belajar banyak melalui berbuat, pengalaman langsung
mengaktifkan banyak indera.
- Komunikasi
Komunikasi dapat dilakukan dengan
cara antara lain mengemukakan pendapat, presentasi laporan, memajangkan hasil
kerja dan mengungkapkan gagasan.
- Interaksi
Interaksi bentuknya meliputi
diskusi, Tanya jawab, melempar kembali suatu pertanyaan, kesalahan makna
berpeluang terkoreksi, kualitas hasil belajar meningkat.
- Refleksi
Kegiatan refleksi yaitu memikirkan
kembali apa yang diperbuat atau dipikirkan, antara lain untuk perbaikan gagasan
atau makna, untuk tidak mengulangi kesalahan, peluang untuk melahirkan gagasan
baru.
Dari
karakteristik tersebut, guru perlu memberikan motivasi kepada siswa untuk
menggunakan haknya dalam membangun gagasan. Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan strategi PAIKEM yaitu dengan cara memahami
sifat-sifat yang dimiliki anak, mengenal anak secara perorangan, memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif dan kemampuan menyelesaikan masalah, mengembangkan ruang kelas
sebagi lingkungan belajar yang menarik, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar, memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar,
membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
C. Strategi Pembelajaran,
Pendekatan, Metode dan Teknik
1. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan
suatu pola umum pembelajaran siswa yang tersusun secara sistematis berdasarkan
prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik, dan komunikasi dengan
mengintegrasikan struktur (urutan langkah pembelajaran) pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi, dan
waktu yang diperlukan agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien. Strategi terkait dengan kebijaksanaan guru dalam
memilih pendekatan, metode, teknik pembelajaran, dan model pembelajaran.
Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian apa yang akan digunakan selama proses
pembelajaran sebagai catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
Menurut Hamzah dan Nurdin Mohamad
(2011: 16) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan
digunakan oleh pengajar untuk memilih strategi kegiatan belajar yang akan
digunakan sepanjang proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan, dan
karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
2. Pendekatan
Pendekatan merupakan suatu rangkaian
tindakan yang terpola atau terorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu
(filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang terarah secara sistematis
pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan pendekatan pembelajaran
adalah suatu rangkaian tindakan pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip dasar
tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang mewadahi,
menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran tertentu.
Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat
bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Menurut Roy Killen (dalam
Dwi Yunanto, 2010) menyebutkan bahwa ada dua pendekatan dalam pembelajaran,
yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered
approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
3. Metode
Metode merupakan prosedur, urutan, langkah-langkah dan
cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Metode adalah jabaran dari pendekatan.
Satu pendekatan bisa dijabarkan ke
dalam berbagai metode pembelajaran. Metode merupakan upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi tersebut menunjuk pada
sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang
dapat digunakan untuk melaksanakan strategi tersebut. Dengan demikian suatu
strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
4. Teknik
Teknik adalah cara yang dilakukan
seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang
harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Sehingga,
sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan
situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah makan siang dengan jumlah
siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi
hari dengan jumlah siswa yang terbatas.
Teknik merupakan cara-cara konkrit
yang dipakai pada saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat
berganti-ganti teknik pembelajaran meskipun dalam koridor metode yang sama.
Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.
D. Pembelajaran Terpadu
Menurut
Prabowo (dalam Meilani Kasim, 2011) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu
merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi.
Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada peserta didik karena dalam pembelajaran terpadu
diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka
pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik (Developmentally Appropriate Practical). Langkah awal dalam
melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan dan pengembangan topik atau
tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak peserta didiknya untuk bersama-sama
memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian, peserta didik
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki
kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum
dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum
dapat berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut tampak dengan
dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dari
kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, membaca dan
sebagainya.
Menurut
Hilda Karli dan Margaretha (dalam Meilani Kasim, 2011) mengemukakan beberapa
ciri pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut:
- Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
- Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dalam kehidupannya.
- Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri-inquiri. Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk belajar.
5. Model –Model Pembelajaran
Model Pembelajaran
merupakan contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang didesain,
diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran adalah contoh bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.
Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Model-model
pembelajaran yang dapat digunakan dalam PAIKEM yaitu dengan cara model
pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran
inkuiri/penemuan, dan model pembelajaran berbasis masalah.
1. Model Pembelajaran Langsung
Model
pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan
konsep dan perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif dengan
ciri-ciri yaitu transformasi dan keterampilan secara langsung, pembelajaran
berorientasi pada tujuan tertentu, materi pembelajaran yang telah terstruktur,
lingkungan belajar yang telah terstruktur. Pemikiran mendasar dari model
pembelajaran langsung yakni siswa belajar dengan mengamati secara selektif,
mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya.
Menurut
Slavin (dalam Mohammad Jauhar, 2011: 48) mengemukakan bahwa ada tujuh langkah
dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.
a. Menginformasikan
tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Pada tahap ini guru
menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa ang
diharapkan.
b. Mereview
pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Pada tahap ini, guru mengajukan
pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai
siswa.
c. Menyampaikan
materi pelajaran. Pada tahap ini, guru menyampaikan materi, menyajikan
informasi, memberikan contoh-contoh, mendemonstrasikan konsep dan sebagainya.
d. Melaksanakan
bimbingan dengan mengajukan pertanyan-pertanyaan untuk menilai tingkat
pemahaman siswa dan mengoreks kesalahan konsep.
e. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berlatih
f. Menilai
kinerja siswa dan memberikan umpan balik
g. Memberikan
latihan mandiri. Pada tahap ini, guru emberika tugas mandiri kepada siswa untuk
meningkatkan pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari.
Beberapa
situasi yang dapat digunakan untuk menerapkan model pembelajaran ini yaitu
ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik, ketika guru
ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam
melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau individu dan ketika lingkungan
mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau guru tidak
memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Adapun yang
menjadi kelebihan model pembelajaran langsung antara lain yaitu guru
mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga
dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai siswa, dapat
diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil, dapat digunakan
untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin
dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan, secara umum. Ceramah
adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak
mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa pemalu, tidak percaya diri dan
tidak memiliki pengetahuan yang cukup, tidak merasa dipaksa dan dipermalukan.
Sedangkan yang menjadi kelemahan
dalam model pembelajaran ini adalah sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar
serta ketertarikan siswa.jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran
langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahukan kepada
mereka tentang semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menyebabkan hilangnya
rasa tanggung jawab pada pembelajaran mereka sendiri. Karena model pembelajaran
langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan
umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat menimbulkan siswa menjadi kurang
paham atau salah paham.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paha
konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda-beda. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana
keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan
pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim (dalam Mohammad Jauhar, 2011:
55) yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu dan
pengembanga keterampilan sosial.
Pendekatan
dalam pembelajaran kooperatif meliputi Student
Teams Achievement Division (STAD), investigasi kelompok, pendekatan struktural,
Jigsaw, Team Games Tournament (TGT).
a.
Student Teams Achievement
Division (STAD)
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin
dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Pembagian kelompok dalam pembelajaran tipe
ini berdasarkan perbedaan kemampuan siswa, dalam satu kelompok terdapat 4 atau
5 orang. Model pembelajaran STAD ini berguna dalam mengkaji informasi dari
pelajaran dan paling efektif ketika pertanyaan memiliki jawaban yang benar
secara tunggal.
b.
Investigasi
Kelompok
Model ini dikembangkan pertama kali
oleh Thelan. Dalam penerapan investigasi kelompok ini guru membagi menjadi 5
atau 6 siswa heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapat dibentuk dengan
mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik
tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakuka
penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Kemudian menyiapkan dan
mempresentasikan laporannya kepada seluruh siswa dalam kelas. Langkah-langkah
metode investigasi kelompok secara singkat adalah menyeleksi topik,
merencanakan kerja sama, implementasi, analisis dan sintesis, penyajian hasil
akhir dan evaluasi.
c.
Pendekatan
Struktural
Pendekatan struktural ini
dikembangkan oleh Spencer Kagen dan teman-temannya. Pendekatan ini hampir sama
dengan pendekatan yang lainnya, hanya saja pendekatan struktural menekankan
pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Struktur yang
dikembangkan oleh Kagen ini, menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam
kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada
penghargaan individual. Ada dua macam struktur yang terkenal yaitu Think-pair-share dan Numbered-head-together, yang dapat
digunakan guru untuk mengajarkan isi akademik atau mengecek pemahaman siswa
terhadap isi tertentu. Sedangkan active
listening dan time token
merupakan dua contoh struktur yang yag dikembangkan untuk mengajarkan
keterampilan sosial.
d.
Jigsaw
Jigsaw
pertama
kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di
Universitas Texas, kemudian diadaptasi Slavin dan teman-temannya di Universitas
John Hopkins. Pembelajaran dengan metode Jigsaw
diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru dapat
menuliskan topik yang akan dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point, dan sebagainya. Guru
menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui tentang topik tersebut.
Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif
peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.
Selanjutnya guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok kecil yang bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada
topik yang akan dipelajari misalkan jumlah murid di dalam kelas tersebut 40
maka dibagi menjadi 4 kelompok yang beranggotakan masing-masing kelompok 10
orang. Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada
tiap-tiap kelompok. Setiap individu dalam kelompok tersebut bertanggung jawab
mempelajari materi tekstual yang diterimanya dari guru.
Sesi berikutnya, guru membentuk expert teams (kelompok ahli). Setiap
kelompok ahli beranggotakan 10 orang yang berasal dari masing-masing kelompok
asal. Setelah terbentuk kelompok ahli, berikan kesempatan kepada mereka untuk
berdiskusi. Melalui diskusi di kelompok ahli diharapkan memahami topik yang
sedang dipelajari. Setelah kelompok ahli selesai berdiskusi kemudian mereka kembali
ke kelompok asalnya masing-masing. Kembalinya mereka ke kelompok asli berikan
kesempatan kepada mereka berdiskusi dengan maksud sebagai refleksi terhadap
pengetahuan yang telah mereka dapatkan. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran
dengan memberikan review terhadap topik yang telah dipelajari.
e.
Team Games Tournament
(TGT)
TGT
merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan karena melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajarn kooperatif
model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan
tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Terdapat
lima komponen utama dalam TGT yaitu penyajian kelas, kelompok (team), game, turnamen, dan penghargaan kelompok
(team recognize).
3. Model Pembelajaran Inkuiri/Penemuan
Pembelajaran
inkuiri bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun
kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan
proses-prosesberpikir reflektif. Secara umum, inkuiri merupakan proses yang
bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan
yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,
merencanakan penyelidikan/investigasi, mereview apa yang telah diketahui,
melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh
data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
mengkomunikasikan hasilnya. Peranan guru dalam pelaksanaan pembelajaran inkuiri
adalah sebagai fasilitator, mediator, director-motivator,
dan evaluator.
4. Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
Problem Based Instruction (PBI)
memusatkan pada masalah kehidupan siswa yang bermakna baginya, peran guru di
sini adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi
penyelidikan dan dialog. Kelebihan metode ini adalah siswa dilibatkan pada
kegiatan belajar mengajar sehingga pengetahuannya dapat diserap dengan baik,
melatih siswa bekerja sama dengan siswa lain, dapat memperoleh pengetahuan dari
berbagai sumber. Sedangkan yang menjadi kelemahan dari metode pembelajaran ini
yaitu bagi siswa yang malas maka tujuan dari metode ini tidak dapat tercapai,
membutuhkan banyak waktu dan dana, tidak semua pelajaran dapat diterapkan
menggunakan metode ini.
F. Perbedaan Pembelajaran
Partisipatori dengan Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran Partisipatori/Partispatif (Participative Teaching and
Learning) merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik
secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
indikator pembelajaran partsipatif,
yaitu (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik, (2) adanya
kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan,
(3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
Pengembangan pembelajaran
partisipatif dilakukan dengan prosedur berikut:
1. Menciptakan suasana yang mendorong
peserta didik siap belajar.
2. Membantu peserta didik menyusun
kelompok, agar siap belajar dan membelajarkan
3. Membantu peserta didik untuk
mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya.
4. Membantu peserta didik menyusun
tujuan belajar.
5. Membantu peserta didik merancang
pola-pola pengalaman belajar.
6. Membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar.
7. Membantu peserta didik melakukan
evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar
Sedangkan pembelajaran ekspositori adalah
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Pembelajaran ekspositori dapat juga
digambarkan dengan metode ceramah (kemampuan menjelaskan). Metode ceramah atau
kuliah mimbar adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan
penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik. Peggunaan metode
ceramah sangat tergantung kepada kemampuan guru, karena gurulah yag berperan
penuh dalam metode ceramah. Oleh karena itu kepiawaian guru dalam berbagai
bidang sangat menentuka keberhasilan metode ini.
Menurut Roy Killen (dalam Wina
Sanjaya, 2011: 179) menamakan strategi ekspositori dengan istilah strategi
pembelajaran langsung (direct instruction),
karena dalam strategi ini mata pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa
tidak dituntut untuk menemukan materi tersebut. Materi pelajaran seolah-olah
sudah jadi. Oleh karena itu, strategi ekspositori lebih menakankan kepada
prosedur bertutur, sehingga sering dinamakan dengan istilah strategi chalk and talk.
Pengembangan
pembelajaran ekspositori memiliki prosedur sebagai berikut:
- Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
- Menguasai materi pelajaran dengan baik
- Mengenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampain. Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori yaitu persiapan, penyajian, menghubungkan, menyimpulkan, dan penerapan.
Permisi
BalasHapusBagus infonya. Wujudkan cita2, kunjungi http://pcahyono.blogspot.com
terima kasih sudah berbagai informasi yang berguna. Guru seharusnya
BalasHapustinggalkan cara mengajar yang monoton, beralihlah ke pembelajaran dengan media kreatif