SELAMAT DATANG MASA DEPAN

SELAMAT DATANG MASA DEPAN
Guru adalah segala dibalik cita-cita mereka... Tiada satu keinginan kecuali pengabdian mewujudkan cita-cita gemilang membangun masa depan. Di antara aku dan mereka ada mimpi-mimpi kita yang patut diperjuangkan untuk menjadi sebuah kenyataan. Senyum Senyum Senyum dan Senyum .... Karena dengan cita-citalah kita menjadi lebih hidup :)

Sabtu, 01 Maret 2014

SINOPSIS: PSIKOLOGI UMUM



KD 1
Pengertian Psikologi
     Apa itu Psikologi? Psikologi berasal dari bahasa Yunani dari kata “psyche” yang artinya jiwa dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, secara etimologi Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Menurut beberapa ahli, Psikologi didefinisikan sebagai berikut:
     Menurut Woodworth dan Marquis (dalam Abu Ahmadi, 2009: 4) mengemukakan bahwa “Psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas individu sejak dari dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya dengan alam sekitar.”
     Menurut Hilgert (dalam Abu Ahmadi, 2009: 4) berpendapat bahwa “Psychology may be defined as the sciene that studies the behavior of men and other animals.”
     Pengertian Psikologi sampai saat ini masih sulit untuk mendapatkan satu rumusan pengertian yang dapat disepakati oleh semua pihak. Perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan titik pandang para ahli dalam mempelajari dan memahami  kehidupan jiwani yang begitu kompleks. Namun, paling tidak dapat disimpulkan bahwa Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu yang tidak lepas dari lingkungan.
Hubungan Psikologi dan Ilmu-Ilmu Lain
     Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari keadaan manusia, tentunya memiliki keterkaitan dengan ilmu-ilmu lain yang juga mempelajari tentang keadaan manusia. Artinya bahwa manusia sebagai makhluk yang berbudaya dipandang sebagai objek, tidak hanya dipelajari oleh Psikologi saja tetapi juga dipelajari oleh ilmu-ilmu yang lain. Misalnya saja hubungan Psikologi dengan Biologi, Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, tentunya termasuk manusia. Oleh karena itu, Psikologi dan Biologi sama-sama membahas tentang manusia, meskipun masing-masing memiliki tinjauan yang berbeda-beda. Dalam Biologi tidak membahas tentang kejiwaan, maka kejiwaan inilah yang dipelajari oleh Psikologi. Selain hubungan dengan Biologi, ada pula hubungan Psikologi dengan Sosiologi, Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempelajari manusia dalam hidup bermasyarakat. Hal ini hampir sama dengan Psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dengan lingkungan, yang nantinya juga tak lepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya. Hubungan Psikologi dengan ilmu yang lain, misalnya hubungan Psikologi dengan Pedagogis, kedua ilmu tersebut hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena memiliki hubungan timbal balik. Pedagogis sebagai ilmu bertujuan untuk memberikan bimbingan hidup manusia dari lahir sampai mati tidak akan sukses, apabila tidak mendasarkan diri kepada Psikologi, yang tugasnya menunjukkan perkembangan hidup manusia sepanjang masa sekaligus ciri dan watak kepribadiannya. Selain itu hubungan Psikologi dengan ilmu yang lain misalnya dengan Filsafat dan Agama.
Psikologi dalam Lintasan Sejarah
     Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari jiwa dan tingkah laku manusia dengan lingkungannya tentu tidak lepas dari perkembangan Psikologi itu sendiri, serta ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, Psikologi memiliki sejarah tersendiri, hingga menjadi Psikologi yang seperti sekarang. Dalam perkembangannya Psikologi awalnya dipengaruhi oleh Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Alam, kemudian mulai berdiri sendiri, dengan didirikannya “Laboratorium Psikologi” oleh Wilhelm Wundt yang disahkan oleh Universitas Leipzig tahun 1886. Hingga pada Abad ke-20, muncullah berbagai macam aliran Psikologi yang melahirkan pandangan Psikologi bercorak khusus. Kemudian muncul Psikologi Gestal yang menekankan analisisnya pada totalitas atau kebulatan (gestal) hidup kejiwaan manusia. Selanjutnya, Psikologi Behaviorisme, Psikologi ini menitikberatkan pandangannya pada tingkah laku lahiriah manusia dan hewan. Psiko-Refleksologi, pandangan ini hampir sama dengan Psikologi Behaviorisme , manusia dan hewan memiliki kemampuan refleks yang dapat dipengaruhi sedemikian rupa sehingga dapat digerakkan dengan perbuatannya.

KD2

Psikologi sebagai Ilmu Otonom/Mandiri
     Psikologi dikukuhkan sebagai ilmu yang berdiri sendiri oleh Wilhelm Wundt dengan didirikannya Laboratorium Psikologi pertama di dunia di Leipzig pada tahun 1886. Dalam laboratorim tersebut, W. Wundt mengadakan eksperimen dalam usaha melakukan penelitian tehadap jiwa melalui gejala-gejala jiwa. Yang diteliti dalam laboratorium Psikologi tersebut, terutama mengenai gejala pengamatan dan tanggapan manusia, seperti persepsi, reproduksi, ingatan, asosiasi, dan fantasi. Karena metode eksperimen yang digunakan tersebut W. Wundt disebut sebagai tokoh Psikologi Eksperimental. Sejak Psikologi berdiri sendiri dengan menggunakan metode-metodenya sendiri dalam pembuktian dan penyelidikannya, timbullah berbagai aliran Psikologi yang bercorak khusus. Perbedaan antara Psikologi lama dan Psikologi modern, di mana Psikologi lama memiliki ciri-ciri Psikologinya adalah Psikologi unsur yaitu mendasarkan pandangan pada elemen dan unsur-unsur yang berdiri sendiri dan diselidiki sendiri-sendiri, dalam peninjauannya mencari hukum sebab akibat, hukum kausal dan bersifat mekanis, meninjau kehidupan secara terpisah dari subjeknya yaitu manusia. Sedangkan, Psikologi modern memiliki ciri-ciri mendasarkan peninjauannya pada Psikologi totalitas, yaitu berpangkal pada keseluruhan psychophysis, dalam meninjau kehidupan kejiwaan melihat hubungan kejiwaan sebagai bagian dari kehidupan manusia sebagai kehidupan kejiwaan dari manusia sebagai makhluk hidup yang mempunyai tujuan tertentu, jadi meninjau secara teleologis, dalam peninjauannya selalu mendasar pada peninjauan kehidupan kejiwaan dalam hubungannya dengan subjeknya. Jadi, kehidupan kejiwaan yang aktif.
Aliran-Aliran dalam Psikologi
     Aliran-aliran dalam Psikologi meliputi aliran Struktualisme, aliran Fungsional, aliran Psikoanalisis, aliran Psikologi Gestalt dan aliran Behaviorisme. Tokoh penganut aliran Struktualisme adalah Edward Bradford Titchener, Wilhelm Wundt. Ciri-ciri Psikologi Struktualisme Wundt adalah penekanannya pada analisis atas proses kesadaran yang dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, serta usahanya menemukan hukum-hukum yang membawahi hubungan antar elemen kesadaran tersebut. Kaum strukturalis menggunakan metode introspeksi atau mawas diri, yaitu orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen. Selanjutnya aliran Fungsional, aliran ini merupakan reaksi terhadap struktualisme tentang keadaan-keadaan mental. Aliran ini pada intinya doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti kehendak, berpikir, beremosi, memersepsi, dan mengidrai adalah aktivitas-aktivitas dari sebuah organisme dalam kesalinghubungan fisik dengan sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting. Yang menjadi minat aliran fungsionalisme adalah tujuan akhir dari suatu aktivitas. Aliran ini ditokohi oleh William James, James R. Angel, dan John Dewey. Kemudian aliran Psikoanalisis, aliran ini ditokohi oleh Sigmund Freud yang juga disebut sebagai bapak psikoanalisis. Freud mengibaratkan  alam sadar dan tak sadar itu dengan sebuah gunung es yang terapung, dimana bagian yang muncul ke permukaan air (alam sadar). Yang tampak dari luar hanya sebagian kecil saja, yaitu alam kesadaran. Bagian yang terbesar dari jiwa seseorang tidak bisa dilihat dari luar, dan ini merupakan alam ketidaksadaran. Freud dianggap banyak memberikan kontribusi pada perkembangan Psikologi, khususnya dalam mengembangkan konsep motivasi dari alam ketidaksadaran dan mengarahkan fokus penelitian pada pengaruh pengalaman masa awal kehidupan atau masa anak terhadap perkembangan kepribadian selanjutnya sampai dewasa. Aliran Psikologi Gestalt, Aliran ini didirikan oleh Max Wertheimer pada tahun 1912 kemudian dikembangkan oleh Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler. Dalam aliran ini berpendapat bahwa Psikologi adalah mencakup  keseluruhan. Keseluruhan dalam pandangan Gestalt, lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya. Aliran Behaviorisme didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner. Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan.

KD3

Kelompok Peristiwa Pengenalan (Kognisi)
     Kelompok peristiwa pengenalan atau kognisi ini meliputi persepsi, fantasi, ingatan, tanggapan, khayalan, berpikir. Persepsi dalam arti sempit ialah peglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu seleksi, interpretasi, seleksi dan interpretasi yang akan diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Fantasi (Khayalan) ialah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan yang akan datang. Ingatan merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan, menyimpan, dan menimbulkan kembali hal-hal yang telah lampau atau pengalaman masa lalu. Tanggapan diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, ketika objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan. Berpikir merupakan aktivitas psikis intensional dan terjadi jika seseorang mengalami masalah yang harus dipecahkan.
Kelompok Peristiwa berdasar Gejala Perasaan
    Kelompok ini di antaranya meliputi perasaan dan emosi serta suasana hati. Perasaan dan Emosi lebih erat kaitannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif. Perasaan selalu bersifat subjektif. Hal ini karena adanya unsur penilaian menimbulkan suau kehendak dalam kesadaran seorang individu. Suasana hati (Stemming)dapat diartikan sebagai suasana hati yang berlangsung agak lama, lebih tenang, berkesinambungan dan ditandai dengan ciri-ciri perasaan senang atau tidak senang. Karena, suasana hati pada ummnya ada dalam bawah sadar namun kadang-kadang juga disebabkan karena faktor jasmaniah. Jika suasana hati tersebut bersifat konstan maka peristiwa ini disebut “humeur”.
Kelompok Peristiwa Kehendak (Konasi)
     Kelompok ini meliputi hasrat/id, instink, otomatisme dan kebiasaan, nafsu, keinginan, kecenderungan, kemauan, motif dan motivasi. Hasrat/id adalah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang. Hasrat merupakan “motor” penggerak perbuatan manusia. Instink yaitu kemampuan untuk berbuat tertentu yang dibawa sejak lahir yang tertuju pada pemuasan dorongan-dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain. Insting terdapat pada manusia dan hewan namun fungsi dan peranannya tidak sama. Otomatisme adalah gejala-gejala yang menimbulkan gerak-gerak terselenggara dengan sendirinya. Otomatisme merupakan suatu gerak otomatis yang sebelumnya tidak didahuluioleh pekerjaan pikir yang diulang. Otomatisme terbagi menjadi dua yaitu otomatisme asli dan otomatisme latihan, sedangkan Kebiasaan adalah gerak perbuatan yang berjalan dengan lancer dan seolah-olah berjalan dengan sendirinya. Kebiasaan terbentuk karena dipengaruhi oleh kerja pikir, didahului pertimbangan dan perncanaan di mana perbuatan tersebut selalu dikerjakan berulang. Nafsu adalah dorongan yang terdapat pada tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhan hidup tertentu. Keinginan terjadi karena adanya dorongan nafsu yang telah memiliki arah dan tujuan tertentu kepada sesuatu/benda yang konkret. Kecenderungan adalah hasrat yang aktif yang menyuruf kita agar lekas bertindak. Kemauan adalah kekuatan yang sadar dan hidup dan atau menciptakan sesuatu yang berdasarkan perasaan dan pikiran. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme ayang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi motif dapat diketahui dari perilaku, yaitu apa yang dikaakan dan apa yang diperbuat oleh seseorang. Motif memberikan tujuan dan arah kepada tingkah laku kita. Motivasi mempunyai siklus melingkar yaitu motivasi muncul, memicu perilaku tertuju kepada tujuan (goal) dan akhirnya setelah tujuan itu tercapai, motivasi akan berhenti.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini
"Guru Juga Punya Cita-Cita"
Tiada harapan tanpa cita-cita, Tiada semangat tanpa terus berkarya ...