KD 1
Pengertian Psikologi
Apa itu Psikologi? Psikologi berasal dari
bahasa Yunani dari kata “psyche” yang
artinya jiwa dan “logos” yang artinya
ilmu pengetahuan. Jadi, secara etimologi Psikologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya, maupun latar
belakangnya. Menurut beberapa ahli, Psikologi didefinisikan sebagai berikut:
Menurut Woodworth dan Marquis (dalam Abu
Ahmadi, 2009: 4) mengemukakan bahwa “Psikologi ialah ilmu pengetahuan yang
mempelajari aktivitas individu sejak dari dalam kandungan sampai meninggal
dunia dalam hubungannya dengan alam sekitar.”
Menurut Hilgert (dalam Abu Ahmadi, 2009:
4) berpendapat bahwa “Psychology may be
defined as the sciene that studies the behavior of men and other animals.”
Pengertian Psikologi sampai saat ini masih
sulit untuk mendapatkan satu rumusan pengertian yang dapat disepakati oleh
semua pihak. Perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan titik pandang para
ahli dalam mempelajari dan memahami
kehidupan jiwani yang begitu kompleks. Namun, paling tidak dapat
disimpulkan bahwa Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua
tingkah laku dan perbuatan individu yang tidak lepas dari lingkungan.
Hubungan Psikologi dan Ilmu-Ilmu
Lain
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari
keadaan manusia, tentunya memiliki keterkaitan dengan ilmu-ilmu lain yang juga
mempelajari tentang keadaan manusia. Artinya bahwa manusia sebagai makhluk yang
berbudaya dipandang sebagai objek, tidak hanya dipelajari oleh Psikologi saja
tetapi juga dipelajari oleh ilmu-ilmu yang lain. Misalnya saja hubungan
Psikologi dengan Biologi, Biologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang kehidupan, tentunya termasuk manusia. Oleh karena itu, Psikologi dan
Biologi sama-sama membahas tentang manusia, meskipun masing-masing memiliki
tinjauan yang berbeda-beda. Dalam Biologi tidak membahas tentang kejiwaan, maka
kejiwaan inilah yang dipelajari oleh Psikologi. Selain hubungan dengan Biologi,
ada pula hubungan Psikologi dengan Sosiologi, Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempelajari manusia dalam
hidup bermasyarakat. Hal ini hampir sama dengan Psikologi yang mempelajari
tingkah laku manusia dengan lingkungan, yang nantinya juga tak lepas dari
masyarakat yang melatarbelakanginya. Hubungan Psikologi dengan ilmu yang lain,
misalnya hubungan Psikologi dengan Pedagogis, kedua ilmu tersebut hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
karena memiliki hubungan timbal balik. Pedagogis sebagai ilmu bertujuan untuk
memberikan bimbingan hidup manusia dari lahir sampai mati tidak akan sukses,
apabila tidak mendasarkan diri kepada Psikologi, yang tugasnya menunjukkan
perkembangan hidup manusia sepanjang masa sekaligus ciri dan watak
kepribadiannya. Selain itu hubungan Psikologi
dengan ilmu yang lain misalnya dengan
Filsafat dan Agama.
Psikologi dalam Lintasan Sejarah
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari
jiwa dan tingkah laku manusia dengan lingkungannya tentu tidak lepas dari
perkembangan Psikologi itu sendiri, serta ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu,
Psikologi memiliki sejarah tersendiri, hingga menjadi Psikologi yang seperti
sekarang. Dalam perkembangannya Psikologi awalnya dipengaruhi oleh Filsafat
dan Ilmu Pengetahuan Alam, kemudian mulai berdiri sendiri, dengan didirikannya
“Laboratorium Psikologi” oleh Wilhelm Wundt yang disahkan oleh Universitas
Leipzig tahun 1886. Hingga pada Abad
ke-20, muncullah berbagai macam aliran Psikologi yang melahirkan pandangan Psikologi
bercorak khusus. Kemudian muncul Psikologi
Gestal yang menekankan analisisnya pada totalitas atau kebulatan (gestal)
hidup kejiwaan manusia. Selanjutnya, Psikologi
Behaviorisme, Psikologi ini menitikberatkan pandangannya pada tingkah laku
lahiriah manusia dan hewan. Psiko-Refleksologi,
pandangan ini hampir sama dengan Psikologi
Behaviorisme , manusia dan hewan memiliki kemampuan refleks yang dapat
dipengaruhi sedemikian rupa sehingga dapat digerakkan dengan perbuatannya.
KD2
Psikologi sebagai Ilmu
Otonom/Mandiri
Psikologi dikukuhkan sebagai ilmu yang berdiri
sendiri oleh Wilhelm Wundt dengan didirikannya Laboratorium Psikologi pertama
di dunia di Leipzig pada tahun 1886. Dalam laboratorim tersebut, W. Wundt
mengadakan eksperimen dalam usaha melakukan penelitian tehadap jiwa melalui
gejala-gejala jiwa. Yang diteliti dalam laboratorium Psikologi tersebut,
terutama mengenai gejala pengamatan dan tanggapan manusia, seperti persepsi,
reproduksi, ingatan, asosiasi, dan fantasi. Karena metode eksperimen yang
digunakan tersebut W. Wundt disebut sebagai tokoh Psikologi Eksperimental. Sejak
Psikologi berdiri sendiri dengan menggunakan metode-metodenya sendiri dalam
pembuktian dan penyelidikannya, timbullah berbagai aliran Psikologi yang
bercorak khusus. Perbedaan antara Psikologi lama dan Psikologi modern, di mana Psikologi
lama memiliki ciri-ciri Psikologinya adalah Psikologi unsur yaitu mendasarkan
pandangan pada elemen dan unsur-unsur yang berdiri sendiri dan diselidiki
sendiri-sendiri, dalam peninjauannya mencari hukum sebab akibat, hukum kausal
dan bersifat mekanis, meninjau kehidupan secara terpisah dari subjeknya yaitu
manusia. Sedangkan, Psikologi modern memiliki ciri-ciri mendasarkan
peninjauannya pada Psikologi totalitas, yaitu berpangkal pada keseluruhan psychophysis, dalam meninjau kehidupan
kejiwaan melihat hubungan kejiwaan sebagai bagian dari kehidupan manusia sebagai
kehidupan kejiwaan dari manusia sebagai makhluk hidup yang mempunyai tujuan
tertentu, jadi meninjau secara teleologis, dalam peninjauannya selalu mendasar
pada peninjauan kehidupan kejiwaan dalam hubungannya dengan subjeknya. Jadi,
kehidupan kejiwaan yang aktif.
Aliran-Aliran dalam Psikologi
Aliran-aliran dalam Psikologi meliputi aliran
Struktualisme, aliran Fungsional, aliran Psikoanalisis, aliran Psikologi
Gestalt dan aliran Behaviorisme. Tokoh penganut aliran Struktualisme adalah Edward Bradford Titchener,
Wilhelm Wundt. Ciri-ciri Psikologi Struktualisme Wundt adalah penekanannya pada analisis atas proses kesadaran yang
dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, serta usahanya menemukan
hukum-hukum yang membawahi hubungan antar elemen kesadaran tersebut. Kaum
strukturalis menggunakan metode introspeksi atau mawas diri, yaitu orang yang
menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau
perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen. Selanjutnya aliran Fungsional,
aliran ini merupakan reaksi terhadap struktualisme tentang keadaan-keadaan
mental. Aliran ini pada intinya doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti
kehendak, berpikir, beremosi, memersepsi, dan mengidrai adalah
aktivitas-aktivitas dari sebuah organisme dalam kesalinghubungan fisik dengan
sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting. Yang
menjadi minat aliran fungsionalisme adalah tujuan akhir dari suatu aktivitas.
Aliran ini ditokohi oleh William James, James R. Angel, dan John Dewey. Kemudian
aliran Psikoanalisis, aliran ini ditokohi oleh Sigmund Freud yang juga disebut
sebagai bapak psikoanalisis. Freud mengibaratkan alam sadar dan tak sadar itu dengan sebuah
gunung es yang terapung, dimana bagian yang muncul ke permukaan air (alam
sadar). Yang tampak dari luar hanya sebagian kecil saja, yaitu alam kesadaran.
Bagian yang terbesar dari jiwa seseorang tidak bisa dilihat dari luar, dan ini
merupakan alam ketidaksadaran. Freud dianggap banyak memberikan kontribusi pada
perkembangan Psikologi, khususnya dalam mengembangkan konsep motivasi dari alam
ketidaksadaran dan mengarahkan fokus penelitian pada pengaruh pengalaman masa
awal kehidupan atau masa anak terhadap perkembangan kepribadian selanjutnya
sampai dewasa. Aliran Psikologi Gestalt, Aliran ini didirikan oleh Max
Wertheimer pada tahun 1912 kemudian dikembangkan oleh Kurt Koffka dan Wolfgang
Kohler. Dalam aliran ini berpendapat bahwa Psikologi adalah mencakup keseluruhan. Keseluruhan dalam pandangan
Gestalt, lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya. Aliran Behaviorisme
didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus
Frederic Skinner. Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak
saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan.
KD3
Kelompok Peristiwa Pengenalan
(Kognisi)
Kelompok peristiwa pengenalan atau kognisi ini
meliputi persepsi, fantasi, ingatan, tanggapan, khayalan, berpikir. Persepsi dalam arti sempit ialah
peglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan arti luas ialah
pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu. Dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu seleksi,
interpretasi, seleksi dan interpretasi yang akan diterjemahkan dalam bentuk
tingkah laku sebagai reaksi. Fantasi
(Khayalan) ialah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau
bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari
keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan yang akan datang. Ingatan merupakan kemampuan yang
berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan, menyimpan, dan
menimbulkan kembali hal-hal yang telah lampau atau pengalaman masa lalu. Tanggapan
diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, ketika objek yang telah
diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan. Berpikir merupakan aktivitas psikis
intensional dan terjadi jika seseorang mengalami masalah yang harus dipecahkan.
Kelompok Peristiwa berdasar Gejala
Perasaan
Kelompok ini di antaranya meliputi perasaan
dan emosi serta suasana hati. Perasaan dan
Emosi lebih erat kaitannya dengan
pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain.
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif. Perasaan selalu
bersifat subjektif. Hal ini karena adanya unsur penilaian menimbulkan suau
kehendak dalam kesadaran seorang individu. Suasana
hati (Stemming)dapat diartikan sebagai suasana hati yang berlangsung agak
lama, lebih tenang, berkesinambungan dan ditandai dengan ciri-ciri perasaan
senang atau tidak senang. Karena, suasana hati pada ummnya ada dalam bawah
sadar namun kadang-kadang juga disebabkan karena faktor jasmaniah. Jika suasana
hati tersebut bersifat konstan maka peristiwa ini disebut “humeur”.
Kelompok Peristiwa Kehendak
(Konasi)
Kelompok ini meliputi hasrat/id, instink,
otomatisme dan kebiasaan, nafsu, keinginan, kecenderungan, kemauan, motif dan
motivasi. Hasrat/id adalah suatu
keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang. Hasrat merupakan “motor” penggerak
perbuatan manusia. Instink yaitu
kemampuan untuk berbuat tertentu yang dibawa sejak lahir yang tertuju pada
pemuasan dorongan-dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain. Insting terdapat
pada manusia dan hewan namun fungsi dan peranannya tidak sama. Otomatisme adalah gejala-gejala yang
menimbulkan gerak-gerak terselenggara dengan sendirinya. Otomatisme merupakan
suatu gerak otomatis yang sebelumnya tidak didahuluioleh pekerjaan pikir yang
diulang. Otomatisme terbagi menjadi dua yaitu otomatisme asli dan otomatisme
latihan, sedangkan Kebiasaan adalah
gerak perbuatan yang berjalan dengan lancer dan seolah-olah berjalan dengan
sendirinya. Kebiasaan terbentuk karena dipengaruhi oleh kerja pikir, didahului
pertimbangan dan perncanaan di mana perbuatan tersebut selalu dikerjakan
berulang. Nafsu adalah dorongan yang
terdapat pada tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi
kebutuhan hidup tertentu. Keinginan terjadi
karena adanya dorongan nafsu yang telah memiliki arah dan tujuan tertentu
kepada sesuatu/benda yang konkret. Kecenderungan
adalah hasrat yang aktif yang menyuruf kita agar lekas bertindak. Kemauan adalah kekuatan yang sadar dan
hidup dan atau menciptakan sesuatu yang berdasarkan perasaan dan pikiran. Motif diartikan sebagai kekuatan yang
terdapat dalam diri organisme ayang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force. Motif tidak dapat diamati
secara langsung, tetapi motif dapat diketahui dari perilaku, yaitu apa yang
dikaakan dan apa yang diperbuat oleh seseorang. Motif memberikan tujuan dan
arah kepada tingkah laku kita. Motivasi mempunyai siklus melingkar yaitu
motivasi muncul, memicu perilaku tertuju kepada tujuan (goal) dan akhirnya
setelah tujuan itu tercapai, motivasi akan berhenti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini
"Guru Juga Punya Cita-Cita"
Tiada harapan tanpa cita-cita, Tiada semangat tanpa terus berkarya ...